PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT KELUARGA

MAKALAH

 

Oleh :
NAMA                  : HANSVANDERSI
NIM                     : A. 01198907
JURUSAN            : AGRIBISNIS


UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2013

 
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagian besar penduduk di Indonesia masih banyak yang tinggal di pedesaan atau di daerah pegunungan yang pada umumnya masih belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan yang memadai, baik dari pemerintah maupun swasta. Mereka masih banyak yang berekonomi lemah atau kurang mampu. Di daerah seperti itu umumnya masih sedikit atau sulit ditembus dengan peredaran obat yang harganya semakin mahal. Padahal problem kesehatan disana sangat berfariasi dan ada kalanya sulit pula cara penanggulangannya.
Posisi semacam inilah obat tradisional ditampilkan sebagai salah satu pengobatan alternatif yang sangat penting artinya, khususnya untuk penanganan/pelayanan kesehatan primer (PKP), baik sebagai obat preventif  maupun sebagai pengobatan (kuratif).
Pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman obat tidaklah asing bagi masyarakat Indonesia, karena sebelum rakyat Indonesia merdeka pun, masyarakat pelosok desa sudah menggunakan tanaman obat tersebut hingga sekarang, pengobatan tradisonal masih diakui keberadaannya di kalangan masyarakat luas. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus membina dan mengembangkannya, penanganan/pelayanan kesehatan primer (PKP), baik sebagai obat preventif maupun sebagai pengobatan tradisonal.
Tanaman obat merupakan salah satu unsur penting dalam upaya pelaksanaan pengendalian kesehatan. Tanaman obat sudah dikenal sejak dahulu dalam pengobatan tradisional, namun pengunaannya sebagai bahan baku belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan upaya yang telah dilakukan masih tertuju kepada khasiat dan kegunaannya saja.
Hal ini didukung oleh kebijakan Departemen Kesehatan RI tentang pengobatan tradisional seperti yang tercantum dalam UU No 23 tahun 1992 pasal 47 tentang pengobatan tradisional dan dalam Kepmenkes No 1076/SK /VII/2003 tentang peyelenggaraan pengobatan tradisional yang menggunakan tanaman obat-obatan. Indonesia sebagai negara kepulauan merupakan kawasan yang kaya dengan keaneka ragaman hayati. Sampai saat ini telah diketahui sekitar 30.000 jenis tumbuhan yang tumbuhan liar maupun yang sudah dibudidayakan, sebagai tanaman obat tradisonal. Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM, 2003).
 Program pemerintah  Kabupaten  yaitu Gerakan Pembangunan Desa Mandiri (Gerbang Dema) salah satu pilarnya adalah memprioritaskan pembangunan yaitu peningkatan pertanian secara luas dan usaha pemberdayaan ekonomi keluarga,  pengembangan tanaman obat keluarga melalui kelompok ibu-ibu Dasa Wisma, PKK di tingkat ibu-ibu rumah tangga dan  dikelola oleh masing-masing desa, salah satu program desa yang dikembangkan oleh ibu-ibu PKK adalah tanaman obat keluarga (TOGA).
Pengembangan TOGA bertujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga pengembangan TOGA dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat menunjang maupun menghambat.

1.2.  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1.      Bagaimana manajemen permodalan, produksi, permintaan dan sumberdaya manusia usaha TOGA di tiap-tiap desa dalam Kabupaten .
2.      Bagaimana pengaruh faktor-faktor pengembangan TOGA terhadap penerimaan/pendapatan.

1.3.    Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :
1.      Untuk mengetahui kondisi  manajemen permodalan dan produksi usaha Toga di tiap-tiap desa Kabupaten .
2.      Untuk mengetahui pengaruh faktor manajemen permodalan, produksi, permintaan, SDM terhadap penerimaan/pendapatan tanaman usaha Toga di tiap-tiap desa Kabupaten .
 
BAB II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Definisi Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Pada hakekatnya upaya pengobatan tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya bangsa yang diturunkan dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya, baik secara lisan maupun secara tertulis/dibukukan. Sementara ilmu pengobatan itu sendiri ada yang berasal dari warisan nenek moyang dalam negeri dan dari luar negeri.
Toga ialah tanaman Obat Keluarga, dahulu disebut sebagai “Apotik Hidup”. Dalam pekarangan atau halaman rumah di tanam beberapa tanaman obat yang digunakan secara empirik oleh masyarakat untuk mengatasi penyakit atau keluhan- keluhan yang dideritanya. Beberapa tanaman obat telah dibuktikan efek farmakologinya pada hewan  dan beberapa tanaman telah dilakukan uji klinik.
Berbeda dengan negara-negara seperti Cina, Korea, India dan Srilangka yang memberlakukan cara dan pengobatan tradisional di dalam sistem pelayanan kesehatan formal, maka di Indonesia pada saat ini upaya pelayanan pengobatan tradisional dengan obat tradisionalnya berperan pada tingkat rumah tangga dan tingkat masyarakat. Sedang pada tingkat pertama fasilitas pelayanan, tingkat rujukan pertama dan rujukan yang lebih tinggi upaya pelayanan kesehatan dilakukan melalui pelayanan kesehatan formal. 
Hingga sekarang, pengobatan tradisional masih diakui keberadaannya dikalangan masyarakat luas. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus membina dan mengembangkannya. Salah satu pengobatan tradisional yang sedang trend saat ini adalah ramuan tanaman obat secara empirik, ramuan tradisional  dengan tanaman obat paling banyak digunakan oleh masyarakat. Penggunaan ramuan tradisonal tidak hanya untuk menyembuhkan suatu penyakit, tetapi juga untuk menjaga dan memulihkan kesehatan (Marshall. 2006).
Hasil produksi tanaman bahan jamu merupakan bahan baku untuk industri obat tradisional baik skala besar dan menengah-seperti Industri Jamu Ny. Meneer, Cap Jago, dan lain-lain- juga industri kecil obat tradisional dan industri rumah tangga jamu tradisional (jamu gendong). Bahan dari tanaman yang dipergunakan sebagai obat baik dalam bentuk bahan asli atau yang sudah dikeringkan disebut sebagai simplisia. Selain sebagai simplisia, hasil produksi tanaman bahan obat juga digunakan sebagai bahan bumbu masakan baik ditingkat rumah tangga atau rumah makan. Sebagai pengguna simplisia, pada tahun 2002 terdapat sejumlah 118 Industri Obat Tradisional dan 917 Industri Kecil Obat Tradisional (Badan POM, 2003).  Perdagangan tanaman obat di Indonesia pada tahun 1990 saja menurut Roekmiyanto, mencapai 38.230,9 ton. Berdasarkan Badan POM (2003), penggunaan simplisia untuk 20 jenis bahan baku jamu dan obat yang digunakan oleh 9 unit IOT skala besar berjumlah 1.841.802 ton. Sebanyak 15 jenis di antara 20 jenis simplisia tersebut berjumlah 1.658.262 ton.
Beberapa jenis tanaman bahan jamu, terutama jahe dan kunyit sudah merupakan komoditi ekspor, baik dalam bentuk rimpang (segar dan kering) maupun olahannya. Ekspor dalam bentuk segar relatif mengalami penurunan, namun ekspor dalam bentuk hasil olahan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sebagai gambaran sektor hasil produksi tanaman bahan jamu  Produk tanaman bahan jamu telah diekspor ke lebih dari 24 negara, namun beberapa negara tercatat belum dilakukan secara kontinu. Beberapa negara yang relatif kontinu sebagai pasaran ekspor produk bahan jamu adalah negara Bangladesh, Belanda, India, Jepang, Jerman, Malaysia, Pakistan, Saudi Arabia, Singapura, Thailand, Uni Emirat Arab dan USA. Pangsa pasar terbesar adalah ke negara Malaysia, Singapura, Jepang dan Saudi Arabia.
Penggunaan tanaman obat tradisional hingga sekarang masih sangat diwarnai oleh penggunaan sendiri oleh masyarakat, yakni untuk “self medication”. Bentuknya adalah yang langsung dapat diminum, seperti jamu gendong atau jamu dari penjual. di kios-kios. Selain itu, juga jamu berbungkus yang dibuat oleh industri rumah tangga. Diantara tumbuhan obat tradisional banyak yang hampir punah, sehingga kalau sewaktu-waktu dibutuhkan sulit diperoleh. Padahal khusus meningkatkan penggunaan tumbuhan obat tradisional, pemerintahan telah menggalakan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang telah dimasyarakatkan oleh Lembaga Tanaman Obat Keluarga yang telah dimasyarakatkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam hal ini antara lain oleh PKK yang sekaligus berfungsi menghijaukan lingkungan atau melestarikan sumberdaya hayati. Namun program TOGA nampaknya masih belum berhasil, sehingga perlu ditingkatkan permasyarakatannya.
TOGA adalah singkatan dari tanaman obat keluarga, yaitu berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan baik di halaman, pekarangan rumah, ladang atau di kebun. Tanaman tersebut sebagai Apotek Hidup yang dapat memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Jenis tanaman yang dibudidayakan sebagai TOGA adalah tanaman yang tidak memerlukan perawatan khusus, tidak mudah diserang hama penyakit, bibitnya mudah didapat, mudah tumbuh dan tidak termasuk jenis tanaman terlarang dan berbahaya/beracun. Pemanfaatan TOGA lazimnya untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala-gejala umum seperti demam panas, batuk, sakit perut, gatal-gatal (Ridwan. 2007)
melalui instansi terkait seperti Dinas Kesehatan dengan kerjasama PKK dapat melakukan sosialisasi terhadap program TOGA bagi menunjang upaya peningkatan kesehatan oleh masyarakat secara optimal.

Berikut ini adalah aneka jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat alami, sangat cocok ditanam di pekarangan atau halaman rumah sebagai persediaan dalam menjaga kesehatan keluarga..

1. Kunyit
Klasifikasi ilmiah kunyit
Kerajaan            : plantae     
Divisio   : Spermatophyta
Sub-diviso         : Angiospermae
Kelas                  : Monocotyledoneae
Ordo                  : Zingiberales
Famili     : Zungiberaceae
Genus    : Curcuma
                                                                     Species   Curcuma domestica Val.
Manfaat Tanaman Obat Kunyit. Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.

2. JAHE


Umbi jahe mengandung senyawa oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang bersifat sebagai antioksidan. Sifat inilah yang membuat jahe disebut-sebut berguna sebagai komponen bioaktif antipenuaan. Komponen bioaktif jahe dapat berfungsi melindungi lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Berbagai manfaat jahe yang secara tradisional sudah dikenal luas adalah seperti berikut ini: Masuk angin Ramuan: Ambil jahe yang tua sebesar ibu jari, cuci bersih dan memarkan lalu direbus dengan air dua gelas, tambahkan gula aren secukupnya . Didihkan lebih kurang 1/4 jam. Angkat dan minum hangat-hangat. Sakit kepala atau migrain (sakit kepala sebelah) Ramuan: Ambil jahe seibu jari, bakar lalu memarkan. Seduh dengan segelas air dan beri sedikit gula aren, minum sekaligus. Minum tiga kali sehari. Mencegah mabuk kendaraan Ramuan: Ambil jahe seibu jari, cuci dan iris tipis-tipis, lalu rebus dengan segelas air. Diminum hangat-hangat sebelum naik kendaraan. Terkilir Ramuan: Ambil jahe lebih kurang dua ruas. Cuci bersih lalu parut, tambahkan sedikit garam. Balurkan ramuan ini pada anggota tubuh yang terkilir. Lakukan dua kali sehari.
 3. Belimbing wulu
                           






Blimbing  Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baikvWuluh menyebuhkanGusi berdarah   Dua buah belimbing wuluhvsegar maupun manisan secara rutin tiap hari   1/2 genggamvdimakan tiap hari Blimbing Wuluh sebagai Obat Gondongan  daun belimbing wuluh ditumbuk dgn 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian  10 ranting muda belimbing wuluh berikut daun dan 4vyg gondongan.  butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan  Segenggam daunvketempat yg sakit. Blimbing Wuluh sebagai Obat Rematik  belimbing wuluh dicuci tumbuk sampai halus tambahkan kapur sirih  100 gr daun muda belimbing wuluh 10 bijivgosokkan ke bagian yg sakit.  cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus tambahkan cuka secukup sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi  5 buah belimbing wuluh 8 lembar daun kantilvketempat yg sakit.  (Michelia champaca L.) 15 biji cengkeh 15 butir lada hitam dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai utk menggosok dan mengurut bagian tubuh yg sakit. Lakukan 2-3 kali sehari. Blimbing Wuluh sebagai Obat Sariawan  10 kuntum bunga belimbing wuluh asam jawa gula aren direbus dgn 3v vgelas air sampai air tinggal 3/4 saring minum 2 kali sehari.  Segenggarn bunga belimbing wuluh gula jawa secukup dan 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring dipakai utk membersihkan  2/3 genggam bunga belimbing wuluh dicucivmulut dan mengoles sariawan.  lalu direbus dgn 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum sehari 3 kali 3/4 gelas. 3 buah belimbing wuluh 3 butir bawang merah 1 buah pala yg muda 10 lembar daun seriawan 3/4 sendok teh adas 3/4 jari pulosari dicuci lalu ditumbuk halus diremas dgn 3 sendok makan minyak kelapa diperas lalu disaring. Dipakai utk mengoles luka-luka akibat sariawan 6-7 kali sehari. Blimbing Wuluh  Lima buah belimbing wuluh setelah dicucivsebagai Obat Sakit gigi  bersih dikunyah dgn garam. Ulangi beberapa kali sampai hilang rasa  Satu genggam daunvsakitnya. Blimbing Wuluh sebagai Obat Pagel linu  belimbing wuluh yg masih muda 10 biji cengkeh 15 biji lada digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yg sakit  Sepuluh buah belimbingvBlimbing Wuluh sebagai Obat Penghilang Panu  wuluh dicuci lalu digiling halus tambahkan kapur sirih sebesar biji asam diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai utk menggosok kulit yg terserang panu. Lakukan 2 kali sehari
4.      BELUNTAS

Beluntas merupakan tanaman perdu tegak, berkayu, bercabang banyak, dengan tinggi bisa mencapai dua meter. Daun tunggal, bulat bentuk telur, ujung runcing, berbulu halus, daun muda berwarna hijau kekuningan dan setelah tua berwarna hijau pucat serta panjang daun 3,8-6,4 cm. Tumbuh liar di tanah dengan kelembaban tinggi; di beberapa tempat di wilayah Jawa Barat tanaman ini digunakan sebagai tanaman pagar dan pembatas antar guludan di perkebunan. Beberapa daerah di Indonesia menyebut nama beluntas dengan nama yang berbeda seperti baluntas (Madura), Luntas (Jawa Tengah), dan Lamutasa (Makasar). Secara tradisional daun beluntas digunakan sebagai obat untuk menghilangkan bau badan, obat turun panas, obat batuk, dan obat diare. Daun beluntas yang telah direbus sangat baik untuk mengobati sakit kulit. Disamping itu daun beluntas juga sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lalapan. Adanya informasi secara tradisional dari masyarakat yang telah lama memanfaatkan daun beluntas sebagai salah satu tanaman obat mendorong para peneliti untuk mengadakan berbagai penelitian guna membuktikan khasiatnya secara ilmiah. Pada tulisan ini akan dicoba pemaparan dua penelitian pemanfatan daun beluntas dalam bentuk ekstrak sebagai komponen antibakteri dan minyak atsiri sebagai zat antioksidan
5.      BUNGA KENOP

Bunga Kenop ditanam di pekarangan dan di tanam sebagai tanaman hias atau tumbuh liar di ladang yang cukup mendapat sinar matahari. Tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis ini dapat ditemukan pada ketinggian 1-1.300 m dpl. Rasanya manis, sifatnya netral. Bunga kenop berkhasiat sebagai obat batuk, obat sesak napas, peluruh dahak dan obat radang mata. Kandungan Kimianya yaitu Gomphrenin I, Gomphrenin II, Gomphrenin III, Gomphrenin V, Gomphrenin VI dan amarathin. KAndungan minyak asiri, flavon atau saponin mempunyai khasiat sebagai peluruh dahak. Bagian yang digunakan adalah bunga atau seluruh herba segar atau herba kering. Indikasi: o Bunga berkhasiat untuk pengobatan o Batuk rejan (pertusus), o TB Paru disertai batuk darah, o Sesak napas (Asma Bronkial), o Radang saluran napas akut dan menahun, o Radang mata, o Sakit Kepala, o Panas dan kejang pada anak karena gangguan hati, mimpi buruk pada anak, o Disentri, dan o tidak lancar buang air kecil

6. CENGKEH
 
   


Cengkeh adalah kuntum bunga kering yang dihasilkan dari pohon cengkeh, pohon cengkeh banyak tumbuh di daerah tropis, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil cengkeh. Tanaman banyak dihasilkan di daerah Maluku. Cengkeh dewasa ini sebagian besar di manfaatkan untuk penyedap makanan sedangkan pemanfaatan untuk kesehatan sudah dikenal selama berabad-abad. Di Cina cengkeh sudah dimanfaatkan untuk menghilangkan bau mulut lebih dari 2000 tahun yang lalu, pada saat itu Kaisar sampai menyarankan apabila rakyatnya ingin bertemu beliau harus mengunyah cengkeh terlebih dahulu sehingga pada saat bicara akan tercium aroma yang harum. Bahkan cengkeh di Cina dan Persia juga dianggap bisa merangsang pitalitas seksual. Cengkeh berkhasiat sangat kuat untuk obat karena dapat merangsang. Anti bakteri, anti virus dan anti septic. Setelah diolah menjadi minyak Cengkeh dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa sakit untuk penderita sakit gigi karena kandungan senyawa yang terkandung didalamnya dapat membantu sirkulasi peredaran darah dan dan merangsang kulit apabila dioleskan langsung pada kulit. Bersama ini diinformasikan beberapa manfaat Cengkeh untuk pengobatan, diantaranya : • Merangsang aromatik pernapasan : Dimanfaatkan untuk mengatasi mual, muntah-muntah, perut kembung, lemas dan gangguan pencernaan. Minyak cengkeh juga dapat dimanfaatkan sebagai pembasmi kuman yang ampuh dan penyembuh luka serta dapat melegakan tenggorokan. Cengkeh banyak dimanfaatkan sebagai obat secara nyata diantaranya digunakan untuk melindungi dari masuk angin dan perut kembung. Membantu merangsang sirkulasi darah dan mengatur suhu tubuh. • Gangguan Pencernaan : Cengkeh dapat merangsang produksi enzymatic dan meningkatkan berfungsinya percernaan. Cengkeh digunakan dalam mengatasi permasalahn lambung, sakit perut dan gangguan pada pencernaan. Adapun cara pembuatanya obat untuk mengatasi muntah-muntah, sakit perut dan tenggorokan adalah dengan menghaluskan cengkeh dan dicampur madu kemudian dimimum. • Kolera : Cengkeh sangat ampuh untuk mengatasi kolera karena dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta menambah jumlah darah putih, adapun caranya dengan mengambil 4 gram kuntum cengkeh dan 3 gelas air kemudian di rebus sampai menjadi setengahnya. • Asma : Untuk pengobatan obat asma caranya dengan mengambil 6 kuntum cengkeh dicampur 30 ml air dan sedikit madu, lakukan hal tersebut 3 kali sehari. • Sakit Gigi : Untuk pemanfaatan mengatasi sakit gigi caranya Sangrai 10 butir cengkeh sampai hangus. Giling sampai halus, masukkan kelubang gigi secukupnya, lalu tutup dengan kapas. Lakukan 2 kali sehari. Cara lain: sumbat gigi yang berlubang dengan kapas yang telah ditetesi minyak cengkeh. • Sakit Telinga : Untuk mengatasinya caranya dengan mengoleskan minyak cengkeh ke telinga yang terasa sakit dengan menggunakan katembat. • Sakit Kepala : Untuk mengatasi sakit kepala caranya dengan mencampurkan cengkeh, garam dan susu, karena sifat garam dapat menyerap cairan dan menurunkan tekanan darah. • Sirkulasi Darah : Minyak Cengkeh bermanfaat untuk meningkatkan metabolisme tubuh Anda, dengan meningkatkan sirkulasi darah akan menurunkan suhu tubuh.
7. DAUN DEWA

            

Daun dewa tergolong tumbuhan semak yang subur pada ketinggian 0-1.000 meter di atas permukaan laut. Tinggi tumbuhan ini bisa mencapai 50 cm. Daunnya tunggal bertangkai pendek berbentuk bundar telur berujung lancip. Kedua permukaan daunnya berambut dengan warna putih. Warna permukaan daun di bagian atas hijau tua, sedangkan di bawahnya berwarna hijau muda. Bunganya terletak di bagian ujung batang, berwarna kuning berbentuk bonggol. Efek farmakologis daun dewa adalah antikoagulan (koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepat pembekuan darah), mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun. Daun dewa mengandung zat saponin, minyak atsiri, flavonoid, dan tanin. Efek farmakologis didapatkan dari seluruh tanaman. daun dewa juga bisa mengatasi kejang pada anak dan beberapa jenis pendarahan. Untuk mengatasi luka terpukul, tak datang haid, pendarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk, dan muntah darah seluruh tanaman daun dewa ditumbuk, atau direbus, lalu airnya diminum. Bila anak-anak mengalami kejang beri minum air dari satu batang daun dewa. Bagian daunnya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kutil dan tumor. Untuk kutil haluskan daun dan ditempelkan pada bagian yang sakit dan biarkan hingga keesokkan harinya. Untuk mengatasi tumor, silakan makan daun dewa sebagai lalap. Untuk kanker buatlah ramuan dari 30 gram daun dewa segar, 20 gram temu putih, 30 gram jombang yang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan airnya diminum.
8. DELIMA

               


Delima kaya akan antioksidan polyphenols, seperti tannin dan anthocyanin. Penelitian medis telah menunjukkan bahwa pasien yang mengonsumsi jus delima setiap hari dapat merasakan berbagai keuntungan, yakni kadar kolesterol menurun, memeroleh vitamin C lebih banyak, serta aliran darah ke jantung meningkat. Ini berarti jus delima juga efektif untuk menjaga jantung supaya tetap sehat dan menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Sebagai minuman, jus delima juga dapat mencegah dan memperlambat efek penyakit Alzheimer, menurunkan tekanan darah, menjaga agar arteri tidak tersumbat oleh penumpukan plak, mencegah kerusakan tulang rawan, dan menjaga kesehatan gigi

9. JAMBU BIJI

 
Penyakit Yang Dapat Diobati : Diabetes melitus, Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin, Beser; Prolapsisani, Sariawan, Sakit Kulit, Luka baru; Pemanfaatan : 1. Diabetes Mellitus Bahan: 1 buah jambu biji setengah masakCara membuat: buah jambu biji dibelah menjadi empat bagian dan direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untukdiambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore 2. Maag Bahan: 8 lembar daun jambu biji yang masih segar. Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore. 3. Sakit Perut (Diare dan Mencret) Bahan: 5 lembar daun jambu biji, 1 potong akar, kulit dan batangnya Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari pagi dan sore. 4. Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusui Bahan: jambu biji yang masih muda dan garam secukupnya.Cara menggunakan:dikunyah oleh ibu yang menyusui bayi tersebut,airnya ditelan dan ampasnya dibuang. 5. Masuk Angin Bahan: 10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabai merah, 3 mata buah asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari. 6. Beser (sering kencing) berlebihan Bahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 3 sendok bubuk beras yang digoreng tanpa minyak (sangan = Jawa).Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2,5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring.Cara menggunakan: diminum tiap 3 jam sekali 3 sendok makan.
10.  JERUK NIPIS
              

Klasifikasi Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

Kingdom           : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom      : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi       : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                 : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 kelas                  : magnoliopsida ( berkeping dua / di kotil )
Sub Kelas          : Rosidae
Ordo                  : Sapindales
Famili                 : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus                : Citrus
Spesies               Citrus aurantifolia 

Jeruk nipis punya banyak manfaat. Selain menjadi minuman yang menyegarkan, buah yang sudah dikonsumsi ribuan tahun yang lalu ini juga bisa mencegah daan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Memang ada begitu banyak jeruk, antara lain jeruk keprok, jeruk manis, jeruk sitrun, jeruk sambal, jeruk nipis, jeruk mandarin, dan masih banyak lagi yang lainnya. Akan tetapi, dari segi manfaat tidak ada satu pun yang menyamai jeruk nipis. Jeruk nipis merupakan tumbuhan perdu dengan banyak cabang. Tingginya bisa mencapai enam meter. Daunnya berbentuk bulat telur dan bertangkai. Bunganya berbentuk bintang berwarna putih. Batangnya berkayu keras dan biasanya berbuah setelah 2,5 tahun. Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan yang licin, berkulit tipis, dan berwarna hijau kekuningan jika sudah tua. Tanaman ini diduga berasal dari daerah India sebelah utara. Buah jeruk nipis mengandung banyak air dan vitamin C yang tinggi. Daun, buah, dan bunganya, mengandung minyak terbang limonin dan linalool. Biasanya jeruk nipis tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah yang banyak terkena sinar matahari. Masyarakat di Belanda terutama yang berdiam di kota-kota besar seperti Amsterdam, Den Haag, dan Rotterdam, telah mengenal manfaat jeruk nipis sejak beberapa abad lalu. Begitu pula masyarakat di Amerika Serikat. Mereka mulai mengenal manfaat jeruk nipis sejak zaman Indian kuno. Ohio State Biotechnology Centre di kota Columbus, Ohio, Amerika Serikat, pernah melakukan penelitian terhadap jeruk nipis. Hasilnya, jeruk nipis kaya akan vitamin dan mengandung sejumlah mineral. Jeruk nipis yang berkhasiat adalah jeruk nipis yang masih segar, berkulit tipis, serta berwarna hijau kekuningan. Selain buah, akar, daun, dan bunga jeruk nipis sering digunakan sebagai obat. Menurut dr Prapti Utami, buah jeruk nipis mengandung beberapa zat yang bermanfaat bagi tubuh, antara lain, asam sitrun, glukosa, lemak, minyak atsiri, vitamin C, kalsium, fosfor, belerang, dan asam amino. “Banyaknya kandungan yang terdapat pada jeruk nipis membuat buah ini banyak digunakan sebagai obat, Minyak atsiri daun jeruk nipis dapat menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus (kuman pada kulit). Air jeruk nipis dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggotokan. Bau harumnya membuat enak, sedap ketika kita berkumur. Kulitnya, bila ditahan di dalam mulut, bisa mengharumkan atau mengurangi bau mulut tak sedap dan mengatasi radang karena mengandung zat asam yang dapat mematikan kuman. Karena berbagai kandungnan minyak dan zat yang ada di dalamnya, jeruk nipis juga dimanfaatkan untuk mengatasi disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel, penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan radang hidung.
11.  KUMIS KUCING
              
 Klasifikasi kumis kucing
Kingdom           : Plantae
Subkingdom      : Tracheobionta
Super Divisi       : Spermatophyta
Divisi                 : Magnoliophyta
Kelas                  : Magnoliopsida
Sub Kelas          : Asteridae
Ordo                  : Lamiales
Famili                 : Lamiaceae
Genus                : Orthosiphon
Spesies               : Orthosiphon aris
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia. Nama daerah: Kumis kucing (Melayu – Sumatra), kumis kucing (Sunda), remujung (Jawa), se-salaseyan, songkot koceng (Madura). Spesies kumis kucing yang terdapat di Pulau Jawa adalah O. aristatus, O.thymiflorus, O. petiolaris dan O. tementosus var. glabratus. Klon kumis kucing yang ditanam di Indonesia adalah Klon berbunga putih dan ungu. Daun kumis kucing basah maupun kering bermanfaat digunakan sebagai bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis.
12. MANGGIS

                 
MANFAAT TANAMAN Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan.
13. TOMAT.

          
Klasifikasi Tanaman Tomat
Kingdom           : Plantae
Subkingdom      : Tracheobionta
Super Divisi       : Spermatophyta
Divisi                 : Magnoliophyta
Kelas                  : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas          : Asteridae
Ordo                  : Solanales
Famili                 : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus                : Solanum
Spesies               : Solanum lycopersicum L
Tomat merupakan jenis sayuran buah yang sangat populer dikonsumsi baik buah segar, sebagai salad maupun dikonsumsi dalam bentuk jus tomat. Tapi tahukah Anda apa nama latin tomat? Jika jawaban Anda tidak tahu, pada artikel ini akan dibahas mengenai nama latin dan sedikit informasi tentang buah tomat.
Tomat merupakan tanaman perdu dengan tinggi berkisar 1-3 meter yang berasal dari Amerika Tengah, Selatan, Peru dan Meksiko. Berdasarkan catatan yang ada, diperkirakan tomat disebarkan oleh pelaut Spanyol ke koloninya di kepulauan karibia, Filipina kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tomat umumnya berumur pendek (kurang dari satu tahun) dan biasanya akan mati layu setelah dipanen.  Nama latin dari tomat adalah : Solanum lycopersicum L.     sinonim     Lycopersicon esculentum Miller.
2.3.  Pengolahan Tanaman Obat
Supriyanto (2006) mengatakan bahwa para petani dan masyarakat tidak hanya dituntut untuk tahu cara menanam tanaman obat saja, tapi juga harus tahu bagaimana cara mengolah tanaman obat yang baik serta mengetahui pula fungsi dan kegunaan tanaman obat tersebut.
Beberapa faktor masyarakat kurang memahami cara pengolahan tanaman obat yang baik adalah akibat dari kurangnya pengetahuan masyarakat dan minimnya buku-buku serta literatur yang membahas dan mengupas permasalahan tentang cara mengolah , mengetahui fungsi dan kegunaan dari tanaman obat itu sendiri.
Selain itu juga dibutuhkan sosialisasi yang berkelanjutan dari pemerintah dan pihak terkait agar tidak terjadi salah tafsir dikemudian hari tentang cara pengolahan tanaman obat, karena hal yang demikian sangat diperhatikan oleh masyarakat, disebabkan tanaman obat berperan penting dalam mengatsi masalah kesehatan keluarga.
Pengetahuan tentang tata cara pengolahan tanaman obat menjadi dasar pemahaman masyarakat karena dalam proses ini terjadi pembelajaran tentang bagaimana fungsi dan kegunaan dari tanaman obat (Anonim 2005).
Beberapa cara mengolah tanaman obat:
1.      Memeras : Biasanya bahan yang digunakan bahan yang masih segar. Bahan tersebut dihaluskan dengan ditambahkan sedikit air kemudian diperas hingga ¼ cangkir. Jika kurang air matang ditambahkan pada ampas kemudian diperas lagi.
2.      Merebus : Tanaman obat direbus agar zat-zat yang berkhasiat dalam tanaman larut kedalam air (air bersih). Pada awal perebusan digunakan api besar hingga mendidih, setelah mendidih api dikecilkan dan dibiarkan selama 5 menit.
3.      Menyeduh : Bahan yang telah diramu diseduh dengan air panas dan di didihkan selama kurang lebih 5 menit kemudian hasil seduhan disaring. (Anonim 2005).
2.4.   Konsumsi
Konsumsi adalah suatu kegiatan manusia yang secara langsung menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan yang berakibat mengurangi ataupun menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa. Contoh dari kegiatan konsumsi antara makan, minum, naik kendaraan umum dan sebagainya.
Kotler Philip (2007), menyebutkan setidaknya terdapat 4 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang menjadi faktor penentu keputusan konsumen, yaitu: faktor budaya, sosial, kepribadian, dan kejiwaan. 4 faktor inilah yang menjadi pengaruh yang mendasari pada perilaku konsumen. Sehingga dapat dipastikan bahwa setiap orang memiliki keinginan yang berbeda dalam pemenuhan kebutuhannya dan pada akhirnya akan mempengaruhi pula pola konsumsi masing-masing orang. Singkatnya seorang  konsumen akan memilih satu jenis barang untuk dikonsumsi dibandingkan jenis barang yang lainnya dan konsumen lain akan melakukan sebaliknya.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia secara umum memiliki ciri-ciri seperti barang yang di konsumsi merupakan buatan manusia, barang yang di konsumsi ditujukan langsung untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan hidup manusia dan barang yang dikonsumsi akan habis atau akan mengalami penyusutan yang pada akhirnya barang tersebut tidak dapat di manfaatkan lagi






BAB 111. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN (TOGA)


Dalam pegembangan sebuah usaha tidak terlepas dari berbagai macam faktor pendukung untuk pengembangan usaha tersebut seperti faktor manajemen permodalan, produksi, sumberdaya manusia, dan permintaan agar usaha tersebut dapat dijalankan sesuai yang diharapkan.
 Faktor-faktor adalah sesuatu hal yang ikut mempengaruhi terjadinya sesuatu faktor. Faktor yang dimaksud dalam ini adalah hal-hal yang mempengaruhi terjadinya ketahanan dan perkembangan usaha pengembangan toga sehingga tetap di kembangkan sampai sekarang. Faktor-faktor tersebut seperti: faktor manajemen permodalan, faktor produksi, faktor permintaan dan faktor  sumberdaya manusia (Poerwadarminta, 2002).
3.1.  Faktor Manajemen Permodalan
Kotler ( 2007) istilah manajemen adalah pemodalan usaha. pengelolaan yang dimaksud adalah cara penanganan suatu usaha atau lembaga dalam suatu proses kegiatan secara rapi melalui kerja sama dengan orang lain agar tercapai. Pengelolaan atau manajemen adalah suatu kegiatan atau serangkaian tindakan atau proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, melalui kerjasama dengan orang lain. Keuntungan semaksimal mungkin. Permodalan merupakan aspek yang terpenting dalam  usaha pemerintah dalam mengatasi masalah permodalan dalam usaha pengembangan usaha kecil menengah antara lain:
Pemerintah memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang permodalan,
administrasi dan pembukuan usaha melalui program diklat yang diikuti oleh para pengrajin toga.
            Tujuan manajemen adalah untuk mengelola faktor produksi yaitu tanah, modal dan tenaga kerja, manajemen akan berpengaruh langsung pada produksi. Menurut Mubyarto (1994), menyatakan bahwa petani adalah pemimpin dalam usahataninya yang memiliki peranan penting dalam pengelolaan usahataninya. Ditambahkan (Daniel, 2002), petani sebagai pengelola atau menejer harus mampu memaksimalkan produk dengan mengkombinasikan faktor produksi yang ada semakin baik pengelolaan atau manajemen suatu usaha pertanian, maka akan semakin tinggi hasil produksi yang diperoleh. Dalam prakteknya, faktor manajemen banyak dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu tingkat pendidikan, ketrampilan, besar kecilnya kredit, skala usaha, dan macam-macam komoditi.
Fungsi pengelolaan atau manajemen adalah untuk dapat mencapai keteraturan, kelancaran dan kelangsungan usaha serta agar orang dapat bekerja secara efisien sehingga dapat mencapai efisiensi.
3.2.  Produksi
       Produksi adalah usaha manusia untuk menciptakan dan menambah nilai barang atas barang-barang agar berguna bagi manusia atau dengan kata lain usaha yang akhirnya dapat menambah faedah dari barang (Menurut Boediono (1992),
      Lanjut Menurut Boediono (1992), memperjelas pengertiannya tentang produksi yaitu suatu proses penciptan barang dan jasa yang di sebut faktor produksi (input) yang kemudian diubah menjadi barang atau jasa yang disebut hasil-hasil produksi (output) yang secara langsung atau tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan manusia.
       Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Diberbagai literatur, faktor produksi ini dikenal pula dengan istilah input, production factor, dan korbanan produksi Soekartawi (2001).
       Lanjut menurut Soekartawi (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1.      Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, dan pestisida.
2.      Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tingkat pendidikan, tenaga kerja, tingkat pendapatan, resiko ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya.
            Menurut Mubyarto (1994), dalam kegiatan produksi tidak hanya memperhitungkan jumlah produksi fisik saja, tetapi juga memperhitungkan foktor-faktor produksi yang digunakan sehingga tercapai produksi yang optimal. Tingkat produksi optimal diperoleh pada saat keuntungan maksimal, yang terdapat pada tingkat produksi yang memberikan selisih paling besar antara penerimaan dengan biaya produksi.
Peran pemerintah dalam pengadaan bahan baku untuk proses produksi toga yaitu  Pemerintah membangun kawasan berikat sebagai suatu kawasan yang membuka peluang dan kemudahan sebesar-besarnya bagi usaha – usaha yang memerlukan bahan baku obat-obat herbal.
3.3.  Sumberdaya Manusia
            Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penyebab dalam pengembangan usaha di bidang pertanian (Toga), hal ini merupakan penyebab jika  semakin rendahnya tingkat sumberdaya manusia (pendidikan formal) maka dapat mempengaruhi tingkat pengembangan usaha masyarakat ditingkat Desa khususnya di bidang pertanian.
            Pendidikan dalam arti luas mencakup pendidikan formal, non formal ataupun informal. Ketiga jenis pendidikan ini sulit dipisakan karena saling berkaitan dan saling menunjang. Pendidikan formal pelaksanaannya di sekolah-sekolah dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, pendidikan non formal di lakukan dalam keluarga atau kelompok masyarakat. Sedangkan pendidikan informal pelaksanaannya berupa kursus-kursus ketrampilan, pembentukan kepribadian dan karakteristik seseorang dapat dipengaruhi oleh ketiga lingkungan tersebut yaitu sekolah, masyarakat, dan keluarga (Dzulkarnain, 2009).
            Menurut Soekartawi (2001), pendidikan mempunyai posisi strategis dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia karena mempunyai potensi yang signifikan terhadap kehidupan masa depan. Potensi yang dimaksud adalah:
v  Pendidikan penting karena menyediakan wahana untuk implementasi nilai-nilai pada masyarakat yang berubah.
v  Pendidikan meningkatkan kemampuan untuk menerima dan mengimplemen- tasikan alternatif-alternatif baru.
v  Pendidikan dapat dipakai untuk menanggulangi masalah sosial tertentu.
           Djawanto, (2008) mengemukakan ada beberapa hal yang menjadi penyebab tingkat pendidikan masyarakat pedesaan masih rendah, yaitu:
v  Masih rendahnya tingkat ekonomi keluarga.
v  Adanya asumsi yang berkembang di sebagian besar keluarga petani bahwa ketrampilan mengolah lahan lebih utama dari pada sekolah.
                        Keterbatasan pendidikan tersebut membuat petani tidak biasa lebih maju karena mereka tidak mempunyai ketrampilan yang dalam mengolah lahan dalam arti memberi nilai tambah, memperbaiki mutu atau menyimpan hasil produksi tanamannya.
Hubungan pendidikan dan produktivitas kerja tercermin dalam tingkat pendapatan. Pendidikan yang lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja meningkat dan oleh sebab itu memungkinkan pendapatan yang lebih tinggi pula. Sedangkan semakin banyak latihan semakin banyak pengetahuan, pengalamannya sehingga pada akhirnya meningkatkan produktivitas.
3.4.  Permintaan
Menurut Krugman and Obstfeld (2001), implikasi dari  pemerintah mendorong industri-industri ekspor agar secara terus menerus  meningkatkan penggunaan komponen bahan baku lokal yang tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi dari dorongan ekspor tidak harus diimbangi dengan peningkatan permintaan impor.
Perilaku permintaan terhadap impor bisa dianalisis melalui dua pendekatan yaitu sisi permintaan agregat (aggregate demand) maupun sisi pengeluaran agregat (aggregate expenditure). Pendekatan pertama merupakan aliran utama di dalam menganalisis perilaku permintaan impor. Pada pendekatan permintaan agregat ini permintaan impor merupakan fungsi dari variabel permintaan barang. Variabel permintaan impor terdiri dari variabel pendapatan dan harga barang impor. Pendapatan akan berpengaruh positif sedangkan harga akan berpengaruh negatif terhadap permintaan impor.
Menurut Krugman and Obstfeld (2001), permintan pasar suatu sumberdaya adalah penjumlahan seluruh permintaan atas berbagai penggunaan sumberdaya tersebut. Sedangkan permintaan adalah berbagai kombinasi harga dan jumlah suatu barang yang ingin dan dapat dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga untuk suatu periode tertentu. Hukum permintaan menyatakan bahwa jumlah barang yang diminta dalam suatu periode waktu tertentu berubah berlawanan dengan harganya, jika hal lain diasumsikan tetap sehingga semakin tinggi harganya, semakin kecil jumlah barang yang diminta atau sebaliknya "Semakin kecil harganya, semakin tinggi jumlah barang yang diminta.





BAB IV. PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Tanaman obat merupakan salah satu unsur penting dalam upaya pelaksanaan pengendalian kesehatan. Tanaman obat sudah dikenal sejak dahulu dalam pengobatan tradisional, namun pengunaannya sebagai bahan baku belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan upaya yang telah dilakukan masih tertuju kepada khasiat dan kegunaannya saja.
Toga ialah tanaman Obat Keluarga, dahulu disebut sebagai “Apotik Hidup”. Dalam pekarangan atau halaman rumah di tanam beberapa tanaman obat yang digunakan secara empirik oleh masyarakat untuk mengatasi penyakit atau keluhan- keluhan yang dideritanya. Beberapa tanaman obat telah dibuktikan efek farmakologinya pada hewan  dan beberapa tanaman telah dilakukan uji klinik.
Penggunaan tanaman obat tradisional hingga sekarang masih sangat diwarnai oleh penggunaan sendiri oleh masyarakat, yakni untuk “self medication”. Bentuknya adalah yang langsung dapat diminum, seperti jamu gendong atau jamu dari penjual. di kios-kios. Selain itu, juga jamu berbungkus yang dibuat oleh industri rumah tangga. Diantara tumbuhan obat tradisional banyak yang hampir punah, sehingga kalau sewaktu-waktu dibutuhkan sulit diperoleh. Padahal khusus meningkatkan penggunaan tumbuhan obat tradisional, pemerintah telah menggalakan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang telah dimasyarakatkan oleh Lembaga Tanaman Obat Keluarga yang telah dimasyarakatkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam hal ini antara lain oleh PKK yang sekaligus berfungsi menghijaukan lingkungan atau melestarikan sumberdaya hayati. Namun program TOGA nampaknya masih belum berhasil, sehingga perlu ditingkatkan permasyarakatannya.
Dalam pengembangan tanaman toga ini terdapat beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya sesuatu faktor. Faktor yang dimaksud dalam ini adalah hal-hal yang mempengaruhi terjadinya ketahanan dan perkembangan usaha pengembangan toga sehingga tetap di kembangkan sampai sekarang. Faktor-faktor tersebut seperti: faktor manajemen permodalan, faktor produksi, faktor permintaan dan faktor  sumberdaya manusia (Poerwadarminta, 2002).
1.2. Saran
1.      Berikan bantuan modal dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya tanaman obat.
2.      Menjadikan tanaman obat ini sebagai penghasilan tambahan bagi masyarakat desa ( rumah tangga )









DAFTAR PUSTAKA



Anonim, 2005, Teknik Budidaya Tanaman Obat” , Satuan Kerja Pembina dan Pengembangan Hortikultura, Kabupaten Majene.

Anonim, 2013. Kumpulan bunga mawarku (http://kumpulanbungamawarku.blogspot. com/2011/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html) diakses tanggal 2 / 9 2013 pada jam 7: 00.
Boediono (1992), “Tanaman Obat Indonesia”, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarat.

Djawanto, 2008. “Statistik Non Parametrik”, Jogjakarta :BPFE
Dzulkarnain, H.B dkk. 2009. Tanaman Obat Keluarga. Jilid 1 & jilid 2. PT. Intisari MediaTama. Jakarta.

Krugman and Obstfeld (2001), Lima Tahun Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Deptan RI.

Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasaran. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Mubyarto, 1994, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta

Marshall, A. (Ed). 2006. “Pengobatan Alternatif”. PT. Dian Rakyat. Jakarta

Poerwadarminta, 2002).. “ Budidaya Tanaman Obat Secara Organik” . Agromedia Pustaka. Jakarta

Ridwan. 2007. “Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga”, Pusat Perbukuan DEPTAN. Jakarta

Soekartawi, 2001, Pengantar Agroindustri, Kata Grafindo Persada, Jakarta.

Supriyanto, 2006. “Proses Pengolahan Tanaman Obat”, Jakarta. Tim Lentera

Badan POM, 2003). kebijakan Departemen Kesehatan RI tentang pengobatan tradisional seperti yang tercantum dalam UU No 23 tahun 1992 pasal 47 tentang pengobatan tradisional dan dalam Kepmenkes No 1076/SK /VII/2003 tentang peyelenggaraan pengobatan tradisional yang menggunakan tanaman obat-obatan.

Comments

rizkianurfrina said…
sangat baik sekali jika tanaman obat ini terus dilestarikan pembudayaannya hingga dapat menyembuhkan lenyakin secara aman dan terpercaya

rizkianurfrina.ipb.ac.id
Blogger reza said…
memang sich tapi hanya daerah pegunungan saja yang membudidayakan sedangkan kota hanya sebagian kecil....
Unknown said…
Salud dengan adanya artikel dan penelitian oleh para Ahli dan Mahasiswa maka kedepan Harapan akan segera terwujud yaitu terciptanya Masyarakat yg Sehat dan Bugar dengan memanfaatkan berbagai Tanaman Berkhasiat Obat Asli Indonesia yg begitu berlimpah dan merupakan Warisan Budaya Bangsa.

Popular posts from this blog

FOTO DAN BIODATA LENGKAP GIRL BAND JKT 48

TUTORIAL CARA MASUK BLOG SENDIRI

contoh surat gugatan PTUN