kisah ku

Sebagai seorang manusia kita tak akan pernah lepas dari yang namanya cinta dan ketika cinta itu datang kita juga tak tahu harus berbuat apa ketika yang kita cintai telah mempunyai kekasih.

Saat itu aku berumur 20 tahun aku melihat sebuah foto dari hanfhone temanku ( iwan )aku bertanya “siapa gadis dalam foto itu” dia menjawab “ maksudmu putri...! dia sepupu aku orang bandung, orangnya cantikkan” iya cantik...!, apa dia pernah datang kesini.. maksudku kerumahmu ? iya, dan sekarang dia ada dirumahku sudah sekitar dua hari yang lalu, kenapa...? tidak aku hanya tanya saja soalnya aku tidak pernah melihatnya.. jawabku. Mungkin karna dia jarang keluar dan kalaupun dia keluar dia hanya ketoko bantu ibuku disana.

dua hari setelah pembicaraan itu tepatnya pada sore hari aku pergi kerumah teman yang bernama irfan, yang juga tetangga dengan iwan jarak rumah iwan dengan irfan hanya selisih empat rumah. sore itu aku terpaku melihat seorang wanita yang duduk teras rumah iwan dengan rambut terurai ditiup angin dan senyuman yang memancarkan pesona keindahan bak seorang dewi. Jantungku berdetak kencang dan semakin kencang namun pandanganku tetap tertuju kepadanya dan seketika pandanganku teralihkan ketika suara klakson mobil berbunyi ” kau mau mati ya..?” kata pengendara mobil itu. melihat kejadian itu putri hanya tersenyum yang membuat jantungku semakin berdebar. Tuk sejenak aku larut dalam pesonanya hingga tak kusadari bahwa aku sedang mengendarai sebuah motor. sampai dirumah irfan aku bukannya ketakutan karna hampir mati aku malahan bahagia karna dapat menikmati salah satu keindahan yang diciptakan oleh tuhan didunia ini

setelah kejadian itu aku mulai merasakan sebuah perasaan yang aku sendiri tidak tahu perasaan apa ini, aku merasakan sebuah kerindung yang sangat dalam ketika dalam sehari saja aku tidak bertemu dengannya dan cemburu ketika kulihat dia berbicara dengan seorang lelaki. dan sebuah ketenangan baru aku dapatkan ketika kulihat raut wajahnya dikejauhan meskipun dari jauh aku sudah merasa bahagia. Setiap sore hari aku kerumah irfan menunggu dan berharap melihat putri melintas

saat kulihat putri melintas didepan rumah irfan dari jauh mulai kulihat seraut wajah indah nan menawan yang menggetarkan seluruh jiwa dan ragaku senyumnya yang menawan membuat aku trus berdo’a ya tuhan jadikanlah dia penjaga hatiku tuk hidupku diduniamu.

Sampailah pada suatu ketika aku bersama adik beserta sepupuku bersilaturrahmi kerumah iwan dalam rangkah hari lebaran. saat kuketuk pintu tiga kali yang membuka pintu adalah putri yang membuat jantungku berdetar kencan., bibirku mulai kaku suaraku enggang keluar. Adikku berkata “mana yang lain maksudku iwan dengan orang tuanya” putri menjawab “ iwan ada dirumah irfan dan orang tua beserta adiknya ada dirumah tetangga (samping kanan rumah). Dengan jantung yang berdebar aku mulai bertanya “ kenapa kamu tidak silaturrahmi kerumah kerabat” , saya akan silaturrahmi kerumah kerabat sekitar jam dua siang bersama orang tuanya iwan, karna tidak ada yang jaga rumah kalau aku pergi sekarang, jawab putri. beberapa menit berjalan dalam keadaan diam. Sepupuku berkata “kalau begitu kami pulang dulu ya karna masih mau mampir dulu kerumah kerabat yang lain dan salam sama iwan dan orang tuanya. Sepupuku yang pertama salaman dengan putri kemudian adikku dan terakhir aku. Aku salaman dengan perasaan malu, gugup dan mencoba menatap matanya merasakan kelembutan tangan sambil berdo’a. ya tuhan dialah wanita sempurnah yang pernah aku lihat selama ini dan kuingin suatu saat aku dapat bersamanya.

Aku mulai mencari informasi tentang dirinya kepada iwan dan iwan pun mulai menceritakan tentang putri, sebenarnya putri itu anak pertama dan dia juga sudah punya pacar mendengar cerita itu aku terkejut dan napasku seakan tertahan kemudian iwan berkata tapi pacarnya itu tidak disetujui oleh keluarga. kenapa..!, karna dia sedikit kurang ajar. Iwan melihatku dan berkata kenapa kau bertanya tentang dia kau suka sama dia ya.. hehee..! tapi,kalau kau suka sama dia aku akan urus dan keluargaku juga pasti akan setuju, aku terkejut mendengar kata itu aku tertawa dan berkata tidak aku hanya ingin tahu saja memangnya tidak boleh..?, iwan menjawab boleh sich.. kemudian irfan datang kalian bicara apa sich..? aku menjawab bukan apa-apa....??

Malam harinya setiba dirumahku, aku mulai berfikir ya tuhan jujur aku suka dan sayang sama dia, tapi aku sadari bahwa aku ini memiliki banyak kekurangan yang tidak mungkin tuk  bisa dia terima, aku tidak ingin dia kecewa aku menginginkan yang terbaik buat dia dan apakah aku sanggup menerima kalau dia tidak menerimahku karna kekurangan yang aku miliki aku hanya mempunyai keyakinan maksimal 20%.

Beberapa hari kemudian dia pulang ke bandung dan rasa ingin betemu pun semakin kuat dalam diriku. aku menunggu dirumah irfan berharap dia melintas namun semuanya selalu berakhir dengan sebuah kekecewaan.

Beberapa bulan kemudian salah satu kerabatnya meninggal dunia  aku pergi melayat dan betapa bahagia dan hancurnya hatiku ketika aku melihatnya, aku bahagia karna dapat melihatnya dan hatiku bagaikan hancur berkeping-keping ketika kulihat deraian air mata mengalir dipipinya dengan hidung yang memerah menangisi kerabatnya yang berpulang kerahmatullah. dalam hatiku ingin aku mendekati, memeluk, menghapus air matanya dan menguatkan hatinya namun aku tak mampu untuk melakukannya karna aku hanya lelaki yang mencintainya dan tak berani tuk mengatakannya dan hanya bisa bersembunyi dibalik rasa minder akan kekurangan yang aku miliki.

Saat kerabatnya mengadakan tausyiah aku datang dan dari jauh aku melihat seraut wajah yang dulu penuh dengan senyuman kini mulai tampak redup, kupandangi wajah itu tiap incinya tanpa sedetik pun kualihkan pandanganku. mungkin dia mulai mengetahui kalau aku sering memperhatikannya sehingga dia juga mulai melihatku. Sampailah pada malam keempat hari tausyiah aku duduk diluar karna didalam sudah penuh. waktu itu aku duduk disamping rumahnya dekat dengan pintu dapur dan betapa terkejutnya aku ketika dia bersama sepupunya keluar dan duduk empat meter dari tempatku duduk aku melihat dengan perasaan bahagia. Sesekali dia melihatku namun aku terus memandangnya tanpa sedetikpun mengalihkan pendanganku. Mungkin dalam hatinya bertanya “kenapa orang itu terus memandangku” hingga dia juga memandangku tanpa mengalihkan pandangannya. Beberapa menit berlalu dalam situasi saling memandang sambil sesekali melempar senyum.

Malam kelima sampai ketujuh yang terjadi diantara kami hanya saling menatap dari jauh tanpa mengeluarkan sepatah kata. Setelah berakhirnya acara tausyiah dan seterusnya aku hanya menunggu dirumah irfan berharap dia melintas dan ketika dia melintas kami saling memandang dan ini berlangsung selama beberapa hari

Saat itu seperti biasa aku kerumah irfan ditinambung namun sudah hampir dua minggu dia tak kunjung melintas dalam hati aku bertanya apakah dia pulang kebandung ataukah dia sedang sakit. dari belakang irfan muncul berkata “percuma kau menunggu dia melintas karna dia akan segera menikah dengan lelaki yang pernah tidak disukai orang tuanya” aku bertanya dalam hati selama ini ternyata irfan tahu tapi pura-pura tidak tahu, aku bertanya kepadanya sejak kapan kau tahu..? sebenarnya aku sering memperhatikanmu kau lebih sering datang dari biasanya dan selalu duduk diteras dan cara kau melihatnya waktu tausyiah.

Aku mengalihkan pembicaraan bertanya kepada irfan dari mana kamu mendengar kabar kalau dia akan segera menikah, dia menjawab dari keluarganya iwan. betapa sakit dan hancurnya hatiku mendengar sebuah berita bahwa dia akan segera menikah sekitar satu minggu lagi dan dia tak akan pernah muncul lagi karna dia tinggal dirumah kerabatnya yang lain yang aku tidak tahu alamatnya.

Sebenarnya ada beberapa alasan kenapa aku tidak mengutarakan perasaanku kepadanya yang pertama, karna dia sudah punya pacar dan aku tidak ingin mengganggu hubungan mereka sehingga aku hanya menunggu dia putus dengan pacarnya. Yang kedua, aku mempunyai banyak kekurangan yang tidak mungkin tuk bisa dia terima. Yang ketiga, aku ragu akan sanggup menerima jawaban bahwa dia menolakku, karna aku sangat sayanginya. Sampai sekarang aku bertanya kepada diriku apakah keputusanku tiga tahun yang lalu itu sudah benar....????

Tapi yang aku rasakan kini adalah sebuah penyesalan karna tidak pernah mengutarakan perasaanku kepadanya.

Dan hatiku juga bertanya “ apakah dia juga merasakan hal yang sama atau tidak .....???? “.....

Semoga ini bisa menjadi pembelajaran dan bermamfaat bagi kita semua

TOLONG TINGGALKAN KOMENTAR..........